Minggu, 19 April 2009

Manajemen Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan serangkaian usaha yang dilakukan oleh orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak yang bertujuan untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani agar menjadi lebih dewasa[1]. Dari uraian tersebut diatas kita ketahui bahwa pendidikan tidak bisa terlepas dari proses kepemimpinan atau manajemen, hal tersebut bisa terjadi secara langsung atau tidak langsung, dengan proses kepempinan tersebut peserta didik dapat diarahkan pada kedewasaan. Kedewasaan yang diinginkan dari pendidikan adalah kedewasaan jasmani dan rohani, kedewasaan jasmani diantaranya dewasa secara biologis, ketrampilan hidup, ketrampilan intrekaksi dan lain sebagainya. Sedangkan kedewasaan rohani meliputi kedewasaan dalam keagamaan, krdewasaan berfikir serta kedewasaan mental seseorang.

Kedua hal tersebut merupakan salah satu bagian dari tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistrm Pendidikan Nasional pasal 3 disebutkan sebagai berikut :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanngnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi waega negara yang demokratis serta bertanggung jawab[2].

Tujuan pendidikan nasional yang tertulis dalam undang-undang tersebut adalah pengembangan potensi peserta didik secara maksimal serta menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Secara tidak langsung tujuan pendidikan nasional adaalah untuk meyiapkan generasi muda yang intlektual dan religius.

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut lembaga pendidikan harus memiliki ketrampilan dan kemampuan dalam bidang manajemen, manajemen merupakan sebuah ilmu yang diperlikan dalam peoses kepemimpinan. Selain itu, lembaga harus mamapu melakukan pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kondisi saat ini, serta mampu menjalankan kurikulum guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 3 disebutkan, kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka NKRI denbgan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, tegnologi dan seni. Secara jelas bahwa penyusunan kurikulum disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan perkembangan zaman.

Keberhasilan proses pembelajaran disebuah lembaga pendidikan tidak bisa terlepas dari kurikulum. Kurikulum mempunyai kedudukan yang sentral dalam proses pendidikan karena kurikulum menmgerakan segala bentuk akatifitas pendidikan dengan tujuan tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum memberikan rancangan pendidikan yang berfungsi memberikan pedoman dalam proses pendidikan[3]. Sebuah kurikulum lembaga pendidikan yang diatur dan dikembangkan dengan baik akan mengahasilkan peserta didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Selain kurikulum, keberhasilan suatu lembaga pendidikan juga ditentukan oleh manajemen lembaga tersebut. Manajemen merupakan pengatuaran yang dilakukan melalaui proses dan diatur berdasarkan urutan fungsi manajemen. Manajemen merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan oleh sebuah lembaga atau organisasi. Fungsi manajemen antara lain planning, organizing, dan controling[4].

Manajemen pendidikan merupakan proses kegiatan kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Proses tersebut menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pengerakan, serta pengawasan. Manajemen pendidikan pada hakikatnya menyangkut tujuan pendidikan, personal yng melakukan kerjasama, proses yang sisemik dan sistematik, serta behubungan dengan sumber-sumber yang didayagunakan[5] . Kegiatan manajemen menjadi tanggung jawab utama pimpinan lembaga pendidikan tersebut.

Manajemen kurikulum merupakan salah satu bagian dari manajemen suatu lembaga pendidikan, secara tidak langsung keberhasilan sekolah dalam melaksaanakan proses pembelajan dipengaruhi oleh manajemen kurikulum lembaga tersebut. Manajemen kurikulum yang jelas dan sistematik akan meningkatkan mutu yang efektif, kualitas yang ungulan bagi lulusan lembaga pendididikan akan tercapai. Untuk mewujudkan hal tesebut dibutuhkan strategi manajemen yang tepat, efektif serta efisien. Sehingga manajemen berfungsi sebagai alat untuk meningkatakan mutu lembaga pendidikan tersebut.

Dalam setiap progam lembaga pendidikan memerlukan manajemen yang berbeda-beda, terutama masalah kurikulum. Manajemn kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat dalam usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar yang dilakukan untuk menyukseskan sebuah progam pendidikan tertentu[6]. Diharapkan dengan manajemn kurikulum yang baik lembaga pendidikan islam khususnya bisa membawa perubahan serta mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lainya.

Dalam kaitannya manajemen kurikulum suatu madrasaah, wakil kepala madrasah bidang kurikulum yang bertanggung jawab atas berjalannya proses manajerial tersebut. Guru atau pendidik merupakan pengembang kurikulum dalam lingkup kecil yaitu kelas yang diampunya, guru bertugas menerjemahkan, menjabarkan, dan mentrasformasi nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada peserta didiknya. Dalam hal ini, tugas guru tidak hanya mentrasfer ilmu pengetahuan(transfer of knoledge) akan tetapi membelajarkan anak supaya dapat berfikir intergral dan komperhensif. Kegiatan tersebut bukan hanya berwujud pmbelajaran di kelas tetapi dapat diwujudkan pada kegiatan lain seperti bimbingan belajar kepada peserta didik.

Pengembangan rencana pembelajaran dan pelaksanaan bimbinagan merupakan bagian dari isi kurikulum, isi kurikulum bukan hanya mata pelajaran saja, tetapi ditambah dengan proses pembeajaran di luar mata pelajaran semisal kerja keras, kedisiplinan, kebiasaan belajar, danjujur dalam belajar. Semua itu merupakan tanggung jawab sekolah yang wajib diberikan kepada peserta didik.

Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan islam yang memiliki peran strategis dalam pembinaan kepribadian anak. Di dalam madrasah terjadi proses transformasi kebudayaan yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak. Keberadaan madrasah sebagai sekolah umum yang bercirikan islam dituntut untuk mengembangkan kemamapuan serta meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Dalam penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan peneliti selama ini, realiata sekarang lembaga pendidikan islam selalu dipandang sebelah mata oleh masyarakat, hal tersebut juaga dialami oleh madrasah aliyah, madrasah aliayah diangap hanya mampu mencetak generasi yang kuat dalam bidang keagamaan dan tidakmampu bersaing dalam dunia ilmu tegnologi.

Akhir-akhir ini pemerintah khususnya departemen agama yang menjadi induk pendidikan islam, melakukan strategi pengembangan madrasah, salah satu programnya adalah membentuk Madrasa Aliyah Kejuruan(MAK),

MAN Wates 1 merupakan salah satu madrasah dari dua madrasah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyelengarakan program MAK tersebut, MAN Wates 1 membuka program kejuruan(multimedia), pelaksanaan program tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan SMK N 1 Pengasih.

Progam Multimedia di MAN Wates 1 merupakan progam pendidikan memadukan antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Dalam hal manajemen manjemen kurikulum perlu di perhatikan secara serius karena pelaksanaan progam pendidikan memadukan antara kurikulum sekolah kejuruan (departemen pendidikan) dan kurikulum madrasah aliayah(departemen agama).

Dalam penelitian ini kami mencoba mengkaji tetang pelaksanaan manajemen kurikulum di MAN Wates 1 khususnya progam kejuruan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah kami uraikan di atas, sehingga kami dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses manajemen kurikulum pada progam kejuruan( multimedia) di MAN Wates 1?

2. Bagaimana pelaksanaan kebijakan kurikulum pada progam kejuruan (multimedia) di MAN Wates 1?

3. Mengapa manajemen kurikulum diperlukan dalam pengembangan progam kejuruan (multimedia) di MAN Wates 1?

4. Faktor apa sajakah yang menjadi penghambat dan pendukung pelaksanaan manajemen kurikulum pada progam kejuruan(multimedia) di MAN Wates 1?

C. Tujuan dan Keguanaan Penelitian

Tujuan kami dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses manajemen kurikulum pada progam kejuruan(multimedia) di MAN Wates 1, mengetahui kegunaan serta faktor yang mempengeruhi manajemen kurikulum tersebut. Kegunaan penelitian, kegunaan penelian ini dilihat dari peneliti dan obyek penelitian.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh masyarakat, terutama bagi pelaksana dan pengelola lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan islam. Dengan kata lain, penelitian ini dianggap penting untuk memberikan sumbangan atau row input serta memberikan solusi yang tepat untuk pelaksanaan manajemen kurikulum pada lembaga pendidikan islam.

Secara teoritis, hasil penelitian berguna untuk memperkaya perbendaharaan pengetahuan serta teori tentng manajemen kurikulum lembga pendidikan islam. Kedepan diharapkan penelitian ini dapat menambah wacana dan diskursus ilmiah di dunia pendidikan khususnya tentang pengelolaan lembaga pendidikan.

D. Telaah Pustaka

Pada bagian ini akan kami kemukakan hasil-hasil penelitian atau karya terdahulu yang mempunyai relevansi dan kesamaan kajian dengan penelitian kami. Peneliti telah melakukan beberapa kajian pustaka. Kajian pustaka teesebut berupa kajian buku teks dan karya skripsi mahasiswa sebelumnya, adapun fungsi kajian pustaka ini sebagai pembanding dengan penelitian kami.

Dalam buku Manajemen Berbasis Sekolah karya Dr E Mulyasa tahun 2007, dalam salah satu bab menjelaskan tentang kemandirian sekolah dalam mengatur iklim sekolah tersebut serta kepala sekolah sebagai seorang manajer sekolah. Dalam bab ini disebutkan kepala sekolah sebagai seorang manajer dan pemimpin madrasah yang mempunyai wewenang dalam proses manajemen di sekolah

Skripsi saudara Hafidudin Badrun Zaman tahun 2007, Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan pada TPA Nurul Umah Kotagede (telaah atas Manajemen Kurikulum dan Progam Prngajaran Kependidikan dan Kesiswaan). dalam skripsi ini yang menjadi obyek penelitian adalah penerapan manajemen kurikulum pada TPA Nurul Umah. Kajian manajemen kurikulum meliputi manajemen progam pengajaran, manajemen tenaga kependidikan dan kesiswaan. Penelitian ini menitik beratkan pda aspek perencanaan(planning) dan pengorganisasian(organizing) tenaga kependidikan TPA.

Skripsi saudara Ahmad Syamsul Arifin tahun 2007, Analisis terhadap penyelengaraan Manajemen Kurikulum Berbasis Sekolah (MKBS) dalam kaitannya dengan kualitas pembelajaran Fisika pada Madrasah Aliah di Jepara, dalaam penelitiannya peneliti mengkaji tentang relefansi MKBS dengan pengajaran fisika di madrasah aliah meliputi evaluasi pembelajaran secara keseluruhan sebagai implementasi dari penerapan MKBS tersebut, serta mengkaji tentang kurikulum secara mikro yaitu silabi mata pelajaran, SAP. Peneliti menitik beratkan pada relefansi manajemen dengan progam pembelajaran pada lembaga pendidikan.

Skripsi karya Tsubaitu Aslamian tahun 2004, Pengembangan Kurikulum PAI di MA PP AL-Ittifaiah Sumtra Selatan. Dalam karya ilmiah ini penulis membahas tentang pengembangan kurikulum madrasah aliyah bidang studi Pendidikan Agama Ialam dilihat dari kurun waktu tertentu yaitu pada tahun 1989 dan pasca 1989. Dalam penelitian ini peneliti menhubungkan pengembangan kurikulum madrasah dengan kurikulum pondok pesantren. Dalam kurikulum madrasah aliyah, kurikulumnya disusun oleh departemen agama yang diintegral atau digabung dengan kurikulum sekolah umum yang disusun departemen pendidikan dan kebudayaan. Kurikulum pondok pesantren merupakan kurikulum yang disusun oleh pondok pesantren tersebut. Skripsi ini membahas tentang pengembangan kurikulum di madrash aliyah yang digabung dengan kurikulum pesantren.

Skripsi karya Fi Besti Silviahadi tahun 2007, Manajemen kurikulum Madrasah Aliah(studi kasus di MA Al Mukmin PP Islam Al Mukmin Ngruki Sukoharjo Surakarta).penelitian inimembahas tentang peranan atau efektifitas manajemen kurikulum dalam penetaapan, pemilihan tujuan organisasi atau madrasah aliah tersebut. Peranan stategis manajemen kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan madrasah aliah tersebut. Dalam skripsi ini bersifat teoritis manajemen kurikulum lembaga pendidikan.

Skripsi karya Muh Husain 2006, Manajmen Kurikulum PAI di MAN Yogyakarta 1, dalam skripsi ini membahas tentang kinerja kepala madrasah, wakil kepaala madrasah bidang kurikulum dan tenaga kependidikan dalam menerapkan fungsi manajemen dalam penngembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam di madrasah tersebut.

Dari karya-karya tersebut, penelitian kami bersifat sebagai pelengkap karya terdahulu. Dalam karya-karya tersebut di atas membahas manajemen kurikulum secara teoritik. Pembahasan manajemen kurikulum sebuah lembaga pendidikan yang menpunyai progam pendidikan ganda semisal madrasah aliyah yang bernaung di bawah lembaga pendidikan pesantren.

Dalam penelitian ini, kami akan mencoba melengkapinya dengan membahas manajemen kurikulum sebuah madrasah aliah yang membuka program kejuruan, focus penelitian kami pada penyusunan materi pelajarannya . selain menjadi pelengkap, penelitian kami akan mencoba menelah penerapan manajemen kurikulum dengan pendekatan praktik lapangan atau pengamatan lapngan.

E. Landasan Teori

Penelitian kami yang berjudul Penerapan Manajemen Kurikulum pada Progam kejuruan(multimedia) di MAN Wates 1, dalam pembahasanya tidaak bisa terlepaskan beberapa teori yang mendasari tentng manajemen dan pengembngan kurikulum.

1. Manajemen

Manajemen dapat diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan, upaaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasai tercapai secara efektif dan efisien[7]. Dari pengertian diatas dapat kami jabarkan bahwa manajemen memeliki beberapa fungsi guna mencapai tujuan tertentu bagi sebuah organisasi.

Manajemen lembaga pendidikan berbeda dengan lembaga lainya. Gaffar mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai sebuah proses kerja sama yang sistematik. Sistemik, dan komperhesif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional[8]. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah maupun tujuan jangka panjang.

Fungsi pokok manajemen adalah sebagai berikut perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut[9].

Dalam setiap melakukan perencanaan terdapat tiga kegiataaan yang tidaak dapat dipisahkan, ketiga kegiatan tersebut meliputi 1) perumusan tujuan yang ingin dicapai, 2) pemilihan progam untuk mencapai tujuan itu dan 3) identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.

Perencanaan yang baik hendaknya memperhatikan sifat-sifat dan kondisi yang akan datang, dimana keputusan dan tindakan efektif dilaksanakan. Perencanaan dibedakan menjadi perencanaan jangka pendek(kurang dari lima tahun), rencana sedang(5-10 tahun), dan jangka panjang(di atas 10 tahun).

Perencanaan pendidikan adalah keputusan untuk melakukan tindakan dalam kurun waktu tertentu agar penyelenggaraan system pendidikan menjadi efektif dan efisien. Pengorganisasaian sebagai proses kerja kedalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas kepaada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi[10]. Dalam melakukan pengorganisasian meliputi beberapa proses, antara lain perincian pekerjaan, pembagian kerja, penyatuan kerja, koordinasi pekerjaan, dan monitoring dan reorganisasi.

Pengaawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan meskipun luas organisasi tersebut. Tahap proses meliputi 1) menetukan standar pelaksanaan, 2) pengukuran pekerjaan berdasarkan standar, 3) menentukan deviasi antara pelaksanaan dan dengan standar dan rencana[11]

2. Kurikulum

Pengertian kurikulum dalam Undang-Undang RI No.20 tentang Sisdiknas pada pasal 1 ayat 19 berbunyi : “ kurikulum adalah seperangkat rencana dan prngaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunaakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan”.

Kurikulum mempunyai makna luas, mencakup semua pengalaman yang dilakukan siswa dirancang dan diarahkan diberikan bimbingan dan dan dipertangungjawabkan oleh sekolah[12]. Dalam pengembangan kurikulum harus memegang prinsip-prinsip berikut : revansi, fleksibelitas, kontinuitas, praktis dan efektifitas[13].

Manajemen kurikulum merupakan bagian dari manajemen berbasis sekolah (MBS). Manajemen kurikulum mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum[14].

a) Perencanaan Kurikulum

a. Pengertian perencanaan kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang bertujuan untuk membina siswa atau peserta didik kearah prerubahan tingkah laku yang diinginkan.

b. Fungsi perencanaan kurikulum

Perencanaan kurikulum memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah:

1. Perencanaan kurikulum sebagai pedoman atau alat manajemen, yang berisi petuntuk tentang jenis dan sumber daya, serta sebai system control.

2. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pengerak roda organisasai lembaga pendidikan dan tata laksana untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan lembaga pendidikan(organisasi) tersebut.

3. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai motivasi untuk melaksanakan sistem pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal[15].

b) Pelaksanaan kurikulum

Pelaksanaan kurikulum terbagi menjadi dua tingkatan, yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah kepala sekolah bertanggung jawab atas pelaksanaanya. Sedang tingkat kelas guru yang bertanggung jawab[16].

3. Madrasah Aliyah Progam Kejuruan

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar, terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

Madrasah aliyah progam kejuruan lebih dikenal dengan Madrasah Aliayah Kejuruan, Madrasah Aliayah Kejuruan adalah salah satu bentuk satuan pendidikan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs[17].Madrasah merupakan lembaga pendidikan yang berada di bawah Departemen Agama, namun kurikulum pembelajarannya mengikuti Departemen Pendidikan Nasional. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 dan nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Menengah, serta diberlakukannya madrasah berubah statusnya menjadi sekolah umum yang bercirikan khas Islam. Meskipun disebut sekolah umum yang bercirikan Islam, madrasah masih terus mencari bentuk idealnya.

Madrasah unggulan mampu memadukan kekuatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan Iman dan Takwa (IMTAK). Nilai plus (unggul) madrasah terletak pada pendidikan keimanan yang menekankan pada kepekaan hati dan ketajaman akal.Madrasah pada masa depan adalah madrasah yang dikelola secara modern (Modern School) yang salah satu cirinya adalah mengutamakan kualitas.

Madrasah aliah kejuruan progam multimedia di MAN Wates 1 di buka mulai tahun ajaran 2005-2006.

F. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian kami yang berjudul penerapan manajemen kurikulum pada progam Kejuruan(multimedia) di MAN Wates 1, ini kami lakukan dengan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif biasanya digunakan pada penelitian dalam bidang ilmu sosial[18]. Pendekatan penelitian kualitatif penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati[19]. Penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan mengamati sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau kelompok tertentu.

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk malakukan penelitian ini kami melakukan pengumpulan data dengan cara :

a) Wawancara (Interview)

Untuk melakukan pengumpulan data dengan mengunakan wawancara ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Wawancara adalah sebuah proses interaksi dan komonikasiverbal dengan tujuan mendapatkan informasi penting yang diinginkan[20]. Untuk memperoleh informasi yang tepat dan obyektif setiap interviewer harus mampu mencitakan hubungan baik.

Secara garis besar ada dua pedoman wawancara :

1) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga pewawancara hanya membubuhi tanda √ (check). Pewawancara dalam hal ini harus mampu membuat prediksi jawaban atas pertayaan-pertayaan yang dilontarkanya.

2) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang memuat garis besar yang akan ditanyakan[21].

Fungsi wawancara sebagai salah satu cara pengumpul data, dalam hal ini wawancara dapat dijadikan metode primer, pelengkap atau kriterium hal ini tergantung jumlah pengumpul data yang dilakukan oleh peneliti.

b) Obsevasi

Menurut S. Margono(1997), obsevasi diartikan seabagai pengamatan dan pencatatan secara sistimatis terhadap gejala yang nampak pada obyek penelitian[22]. Dalam penelitian ini kami mengunakan obsevasi langsung, obsevasi lansung yaitu obsevasi yang dilakukan oleh observer berada pada obyek yang diteliti. Cara yang diguanakan oleh peneliti adalah melengkapi dengan format blangko pengamatan sebagai intrumen.

c) Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notuulen rapat, agenda , dan lain sebagainya[23]. Dalam metode ini yang diamati adalah benda mati bukan benda hidup. Dalam penelitian kualitatif, teknik ini merupakan alat pengumpulan data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori, atau hukum-hukum yang diterima[24].

2. Teknis Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses pelakcakan dan pengaturan secara sistematis transkip wawancara, catatan lapangan dan sumber data lainnya[25]. Pekerjaan analisis data dal;am penelitian kualitatif bergerak dari penulisan deskripsi kasar sampai pada produk penelitian.

Analisis data yang kami gunakan adalah analisis data setelah pengumpulan data. Analisis data mengunakan anilisis dominan

Analisis dominan biasanya digunakan untuk memperoleh gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan relatif menyeluruh tentang apa yang tercakup dalam suatu fokus permasalahan yang kita teliti[26]. Intrumen atau alat untuk menganilisis data adalah mengunakan lembar kerja yang di dalamnya terdapat bagian untuk memasukan simbul, katagori, atau istilah serta bagian untuk mencatat pola atau hubungan.

3. Obyek penelitian

Penelitian penerapan manajemen kurikulum pada progam kejuruan (multimedia) di MAN Wates 1 meliputi :

1. Kepala MAN Wates 1.

Sebagai pimpinan atau manajer MAN Wates 1, kepala sekolah merupakan orang yang mengambil kebijagan dalam proses pembelajaran.

2. Wakamad bidang Kurikulum.

Wakil kepala madrasah bidang kurikulum adalah orang yang memanajemen kurikulum madrasah tersebut.

3. Ketua jurusan Multimedia.

Ketua jurusan adalah orang yang bertanggung jawab atas berjalanya progam menyusun program kejuruan di madrasah.

4. Guru pengajar Progam Multimedia.

Guru adalah pendidik program kejuruan. Guru sebagai pelaksana kurikulum dalam satu kelas. Sampelnya 5 orang guru.

5. Siswa peserta Progam Multimedia. Sampelnya kelas XII.

Siswa adalah peserta didik program kejuruan. Siswa sebagai obyek kurikulum pendidik.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan skripsi sistimatika pembahasannya sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, pendahuluan adalah bagian awal dari skripsi. Bagian pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan. Dalam bab ini merupakan proposal penelitian kami.

Bab II, bab ini berisi tentang gambaran umum MAN Wates 1 meliputi letak geografisnya, sejarah berdiri, keadaan tenaga kependidikan yaitu teanaga TU dan guru MAN wates 1, dan fasilitas poenunjang proses pembelajaran khususnya program kejuruan (multimedia).

Bab III, bab ini berisi tentang pembahasan meliputi proses manajemen kurikulum pada progam kejuruan( multimedia), pelaksanaan kebijakan kurikulum pada progam kejuruan (multimedia), manajemen kurikulum diperlukan dalam pengembangan progam kejuruan (multimedia) dan faktor yang menjadi penghambat dan pendukung pelaksanaan manajemen kurikulum pada progam kejuruan(multimedia) di MAN Wates 1

Lampiran-lampiran, lampiran ini meliputi instrumen wawancara, hasil wawancara, intrumen dokumentasi, tahapan penelitian dan perizinan.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitin Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto Suaharsini. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media dan UNY. 2008.

E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam konteks menyukseskan MBS dan KBK. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2005.

E. Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya 2004

E, Mulyasa. MBS konsep,stratgi dan implementasi . Bandung: Remaja Rosda Karya. 2005.

Fattah, Nanang,. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2004.

Hadi. Amirul.H..Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.

Moleong Lexy J. Metpdologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya.

Syaodih, Nana , dkk .Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah. Bandung : Refika Aditama. 2006.

Syaodih, Nana. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2005.

Sukma Dinata Nana Saudih. Pengembangan Kurikulum Teorik dan Praktik. Bandung: Remaja Rosda Karya . 2005.

Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan teoritik dan praktis, Bandung: Remaja Rosda Karya 2006.

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian social dan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.2007.

UU RI No 20 Tentang SISDIKNAS



[1] Ngalim Purwanta, Ilmu Pendidikan teoeri dan praktik, Rosda Karya bandung, hal. 11

[2] UU RI No 20 Tentang SISDIKNAS.

[3] Nana Saudih Sukma Dinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Rosda Karya Bandung, hal. 4

[4] Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, Rosda Karya Bandung, hal. 1

[5] E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah profesional dalam konteks menyukseskan MBS dan KBK, RemajaRosda Karya . Bandung hal.

[6] Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, Aditya Media dan UNY, hal. 132

[7] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Remaja Rosda Karya Bandung, 2004) hal.1

[8] Dr.E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,( Remaja Rosda Karya Bandung, 2004), hal. 19

[9] ibid Nanang Fattah, hal. 49

[10] Ibid hal. 71

[11] Ibid hal. 101

[12] Nana Syaodih , dkk .Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah, (Refika Aditama bandung 2006 ) hal.19

[13] Nana Syaodih , Pengembangan Kurikulum (remaja Rosda karya Bandung 2005) hal 150

[14] E, Mulyasa, MBS konsep,stratgi dan implementasi ((remaja Rosda karya.40

[15] Oemar hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,Bandung: Remaja Rosda Karya, hal. 152. 2006

[16] Oemar hamalik, Ibid hal157

[18] Drs.Amirul Hadi,- Drs h.Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Pustaka Setia Bandung, hal. 14)

[19] Prof.dr.Lexy J.Moleong, Metpdologi Penelitian Kualitatif. (Remaja Rosda karya, Bandung hal. 4)

[20] Dra.Nurul Zuriah, M.Si, Metodologi Penelitian social dan Pendidikan (Bumi Aksara, Jakarta hal. 179 )

[21] Prof.Dr. suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitin Suatu Pendekatan Praktik, (Rineka Cipta Jakarta, hal. 227)

[22] Dra.Nurul Zuriah, M.Si, Obcid hal. 172

[23] Prof.Dr. suharsimi Arikunto, Opcid hal 231.

[24] Dra.Nurul Zuriah, M.Si, Obcid hal. 191.

[25] Ibid

[26] Ibid

1 komentar: